Awan di Langit Sumatera |
Semangat dan kekuatan besar seringkali datang
pada saat seseorang telah mencapai batas kemampuannya. Kekuatan itu datang
tanpa di duga, seakan Tuhan sedang mengulurkan tangan dan menganugerahkan
daya-Nya. Memang tak ada bukti ihwal kebenarannya, tapi berdasarkan kisah-kisah
orang besar memang demikianlah adanya. Dalam kitab suci al-Qur’an disebutkan
bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar kesanggupan seorang hamba –meskipun
itu bisa saja dilakukan sebab tak ada yang tak mungkin bagi-Nya.
Semangat bagaikan api yang berkobar di dalam
jiwa. Jika api (semangat) itu redup, maka seseorang seakan tak berselera untuk
melakukan aktivitas apapun, bahkan mungkin menyerah terhadap keadaan. Sementara
apabila api tersebut berkobar, semangat tanpa kenal lelah akan tercermin pada
sikap tak pernah menyerah dan putus asa.
Ihwal menjaga api semangat agar terus
berkobar, barangkali manusia perlu belajar pada seekor semut pudak. Ia merupakan
spesies semut yang sangat kecil, dibanding semut lainnya serta rapun. Semut
pudak juga lebih mudah dibunuh –saya sendiri cukup sering melakukannya sebab
semut-semut itu suka berkerumun di makanan-makanan manis. Meski demikian, ia
tak kalah bersemangatnya dalam mencari makan dibanding semut-semut lainnya.
Selain itu, boleh jadi besar tidaknya
semangat juang seseorang adalah dipengaruhi oleh lingkungan ia tumbuh. Lingkungan
memberikan pengaruh besar terhadap seseorang, bagaimana ia terdidik, apa yang
diamatinya dari lingkungannya, apa yang ia contoh dan idolakan, adalah beberapa
faktor yang membentuk sikap hidup dan motivasi seseorang. Tidak sedikit kisah-kisah
inspiratif digubah agar dapat menginspirasi.
Menumbuhkan Semangat
Meski demikian, nyatanya yang paling
menentukan dalam menjaga api semangat agar senantiasa berkobar ada di tangan
masing-masing pribadi. Sebanyak apapun seseorang membaca kisah inspiratif,
kelas motivasi, tak akan berpengaruh sama sekali ketika ia lebih memilih bantal
daripada mencoba membuat perubahan. Sikap semacam itu umumnya dikarenakan
bisikan imajinatif yang terlahir dari kekhawatiran dan rasa takut kecewa, apa
yang diharapkannya tak akan terwujud.
Barangkali mereka lupa bahwa sekecil apapun
upaya, gerak perubahan yang dilakukan, tidak akan pernah sia-sia. Meskipun benar
apa yang diharapkan tak tercapai, setidaknya ia sudah berusaha. Setidaknya ia
sudah tetap menjaga api di dalam jiwanya terus hidup. Hal itu dapat berdampak
besar terhadap bagaimana cara seseorang melihat hidup hidup dengan lebih bijak
dan optimis. Bahwa tidak ada satupun bentuk kehidupan yang sia-sia. Tuhan tidak
memiliki tujuan seburuk itu dalam hal penciptaan semesta. Sebab bagi-Nya
manusia adalah sebaik-baik ciptaan yang ditugasi sebagai pengelola bumi. Maksimalkan
potensi diri, sebab seorang pengelola bumi, sudah pasti bukan orang yang hanya
menghabiskan waktunya seharian untuk tidur.
Comments
Post a Comment